Kamis, 26 Mei 2011

happy anniversary ╚(•⌂•)╝




HAPPY ANNIVERSARY !!!!!!

telat sih sebenarnya, harusnya kemarin itu tepat satu tahun aku sama dia
aku sangat menikmati setiap hal yang terjadi dalam hubungan kita. kamu yang pernah buat aku lebih dari sakit, buat aku tutup mata atas kesalahan yang kamu lakukan. kamu yang buat aku yakin atas jawaban akan hatiku. kamu yang bisa buat aku merasakan tantangan yang luar biasa untuk meruntuhkan sifat egoismu yang udah berkarat. kamu yang pernah menjadi terapi penguji kesabaranku. kamu yang jahat, yang nggak romantis, yang nggak perhatian. hiiiiihhhh!
kamu yang selalu bilang bahwa aku adalah yang terbaik, aku adalah satu-satunya orang yang berhasil membuatmu berubah (terlepas dari apakah pernyataan itu bener atau bo'ong). kamu yang selalu mengerti bahwa aku tidak menyukai janji. aku tidak suka yang serba terlalu. kamu yang bisa buat aku kangen setengah mampus kalo inget pas kita jalan. Lugunya kamu, malu-maluinnya kamu, sok kegantengannya kamu.. pokoknya kamu, kamu, dan kamu..
sumpah, malam ini ketika aku posting tulisan ini aku juga sedang kangen kamu. aku pengen jalan sama kamu, menghabiskan hari sama kamu. muter-muter nggak jelas keliling kota sampai pantat panas, ngabisin bensin ujung-ujungnya makan trus pulang. but, it's so fun. all the things that we've done so impressive..
aku memang sempat nggak yakin kita bakal bisa bertahan sejauh ini. tapi ternyata...sampai detik ini, aku, kamu, kita masih tetap terjaga.. kesederhanaan perasaan kita adalah satu-satunya alasan mengapa aku tetap disini, berusaha menjaga sesuatu yang terpasang dijari kananku

something special yang kamu kasih beberapa hari sebelum aku berangkat ke Jogja..


dan ini...
special birthday gifts..

boneka ini namanya sellliy.. dia sekarang jadi teman tidurku di Jogja. kata yang ngasih, ne boneka mirip aku. soalnya aku jarang mandi. hahahahha ✌.ʕʘ‿ʘʔ.✌

Senin, 16 Mei 2011

Ekspektasiku tentangmu

Pagi itu..
Ketika mungkin kau masih terjaga dalam mimpimu, aku datang.
Ketika mungkin kau masih menikmati sedakan rasa tanpaku, aku datang.
Ketika mungkin kau masih berusaha menahan racauan bulshitmu, aku datang.
Aku datang dengan segala apa-apa yang telah kupersiapkan sebelumnya. Aku mengabaikan semua emosi yang telah mendarah dalam jiwaku akibat egomu. Aku menampar akal sehatku untuk tetap diam dalam balutan dendam. Ya, Pagi itu..
Sejenak terpaku ketika aku berhasil menemukan hunian sederhana dimana kamu ada di tubuhnya. Helaan nafas panjang sesekali sembari mengumpulkan power untuk memintamu yang ada di dalam sana untuk menemuiku.
Tak cukup lama.. kira-kira lima menit, sepuluh menit. Aku melihatmu muncul dari balik papan berkayu itu. Masih sesuai dugaan sebelumnya akan raut wajah yang akan kau sajikan untukku.
Kau datang, perlahan, berjalan dan menghampiri.. seklumit ciri caramu semakin membuatku yakin bahwa kau sangat menginginkan aku untuk berkata "aku memaafkanmu".
Ekspektasiku bersama embun pagi itu adalah membuatmu merasa sangat bersalah atas sifat busuk yang seakan kau banggakan. Aku menginginkan kamu benar-benar menahun untuk kali ini saja. Ya setidaknya, sebagai sesuatu yang harus kau bayar selama kau berada dibawah kesadaran ketika menyakitiku secara perlahan.
Hari itu, pagi itu.. tiga belas Mei dua ribu sebelas. Aku telah merasa berhasil membuatmu bertekuk. Entah berapa kali kamu ucapkan kata maaf, penyesalan dan beberapa kata lain sebagai pendeskripsian akan sakitmu saat itu. Seperti bukan kamu, karena memang tak pernah aku mendapatimu dalam keadaan seperti ini. Ini kali pertama aku merasa bisa meruntuhkan balutan egomu. Satu tetes, dua tetes air matamu aku indikasikan bahwa apa yang aku mau telah terwujud. Aku tak peduli air mata buaya, kadal, cicak atau apapun yang kau tunjukkan waktu itu. Aku juga tak peduli jika nanti ternyata itu hanya topeng untuk menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tak peduli. Aku tak mau memikirkannya lebih jauh, biarkan aku menikmati kelegaan atas ekspektasiku tentangmu pagi itu..

Senin, 09 Mei 2011

aku menikmatinya..

Ini kali pertama aku sengaja untuk tidak menyempatkan waktu untuk menemuimu. Terjebak dalam masalah yang entah sudah berapa kali terjadi dalam 1 tahun terakhir ini. Perbedaan argumen kecil selalu bisa menjadi big problem for us. Mungkin kita memang ditakdirkan berbeda dalam segala hal. Tak pernah sekalipun aku mendapati persamaan pikiran antara kita berdua. Perbedaan membatasi kita.

Kemarin, kau tawarkan lagi solusi mengerikan itu. Menyentil lirih terdengar diujung telingaku betapa kamu telah berada dalam titik kelelahan. Kau menyerah diatas segalanya. Aku menikmati setiap detil kata-kata yang kau berikan lewat pesan itu. Aku menikmati ketika rasa sakit itu mulai datang perlahan sampai pada akhirnya bersarang permanen dalam hatiku. Kali ini aku tak akan berontak. Aku putuskan untuk meleburkan dendamku atas kelakuanmu yang terlalu cerdas memutar cerita. Aku bungkam. Biarlah kusimpan sendiri rasa sakit ini. Biarlah aku menikmatinya sendirian.

Aku adalah orang tolol yang sedang mengingat seseorang yang telah melupakanku. Aku selalu menganggap bahwa hanya aku yang merasakan pahitnya racun yang semakin mengoyak bara kehidupanku. Tetapi malam ini aku mendapati kau yang sedang meracau kacau lebih tolol dari aku. Kau buat dirimu semakin rendah di hatiku. Kau seakan menarik kembali diriku dengan dalih penyesalan yang kau rasakan. Heii, apa kau tahu bahwa aku menikmatinya? Haaaha.. aku menikmati ketika kau juga menikmati rasa sakit itu. Mengapa? Karena dengan keadaan seperti inilah satu-satunya cara kita menjadi pribadi dengan pemikiran yang sama. Sadarkah kamu bahwa dalam keadaan seperti inilah perbedaan tidak berani muncul untuk membatasi kita?